Senin, 10 Oktober 2011

Miskram (Keguguran)

Teman-teman sekalian...
Semua pasangan suami istri sangat menginginkan keturunan karena itu salah satu dari tujuan menikah. Tapi apalah daya jika takdir berkata lain.
Saat ini mungkin Allah belum mengamanahkan keturunan pada kami berdua yaitu saya dan suami. Saya belum lama ini mengalami keguguran atau disebut juga sebagai miskram. Begini ceritanya:

Akhir September lalu, suami saya mendapat panggilan dinas ke Jogjakarta selama 2 hari. Bertepatan dengan usia kehamilan saya 2 bulan. Awalnya saya mengusulkan agar beliau saja yang berangkat dinas karena saya sedang hamil. Namun karena dokter juga tidak melarang, suami yang juga tidak tega meninggalkan saya seorang diri di hutan belantara, mengikutkan saya ke Jogja bersamanya. Perjalanan 8 jam kami tempuh dari rumah menuju ke Balikpapan. Jalan yag kami tempuh sangat jelek dan sering terasa goncangan. Menginap di hotel Santika 1 malam di Balikpapan, esoknya kami melanjutkan perjalanan dengan pesawat selama 2 jam ke Jogjakarta. Kami menginap di hotel All-Seasons yang katanya baru 3 bulan beroperasi. Kebetulan suami juga dinas di hotel yang sama. Setelah 2 hari dinas, di hari terakhir, pagi hari aku timbul flek. ketakutanku mulai terasa. Apalagi siang harinya bertepatan saat suami pulang dinas perutku seperti sakit mau haid. Melilit tapi lebih sakit dari haid.

Apalah mau dikata, terjadi pendarahan tiba2 saat saya berada di kamar mandi. Suami panik dan menanyakan segera pada temannya alamat RS terdekat di Jogja. Sejak awal hamil baru kali itu saya muntah. Semua makan siang saya habis keluar lagi dan perut saya sangat sakit. Saya sudah menduga saya keguguran karena saya melihat ada gumpalan putih yang keluar sebesar ujung jari bersama gumpalan darah.

Tiba di RS, dokter bilang kalo rahim saya udah bersih. Tidak ada lagi embrio. Jadi saya resmi keguguran. Saya bisa melihat gurat kesedihan dari wajah suami saya. Yahhh belum rejeki... Ntar berusaha lagi :)

Saya yakin, Allah memberikan cobaan seperti ini pada kami berdua agar belajar dalam menghadapi hidup. Banyak hikmah yang saya peroleh antara lain, agar saya tidak terlalu egois karena perkembangan janin butuh konsentrasi dan istirahat yang banyak, jangan sampai terlalu lama dalam perjalanan jauh, lebih dewasa, lebih bersyukur atas nikmat Allah, dan betapa Allah sayang kepada kami berdua.