Lara punya seorang teman bernama
Aisyah. Anaknya baik dan juga pintar. Orangnya santun dan sangat ramah.
Suatu pagi, ia melihat Aisyah sedang
duduk di pojokan kursi seorang diri sebelum kelas dimulai. Lara mengurungkan
niat untuk segera masuk, lalu memperhatikan Aisyah dari sudut pintu. Aisyah
menyadari ada yang sedang memperhatikannya.
"Eh, ternyata Lara. Kenapa tidak
segera masuk?" tanya Aisyah seraya menghampiri Lara.
"Ketahuan, deh aku!" Lara
tertawa nyengir. Lalu melanjutkan, “Aku takut mengganggu kamu yang sedang
mengaji, makanya tadi tidak masuk dulu. Tunggu sampai beres dulu ngajinya.”
"Enggak apa-apa koq. Kita kan
bisa ngaji bareng. Tumben kamu datang pagi sekali hari ini?" tanya Aisyah.
Sementara Lara hanya menjawab dengan senyuman.
“Aisyah, apa enaknya sih mengaji?
Mendingan main game kayak gini ni!”
ujar Lara sambil menunjukkan PSP yang baru dibelikan ayahnya.
"Ayahku bilang dari pada
menghabiskan waktu buat main game atau nonton TV, lebih baik mengaji.
Supaya waktu tidak terbuang sia-sia." jawab Aisyah sambil menyunggingkan
senyum.
"Masa, sih? Lebih seru ngegame
lah!" seru Lara tidak mau kalah. Mendengar ucapan Lara, Aisyah
geleng-geleng kepala.
“Kamu tahu tidak, membaca satu huruf
Alquran saja pahalanya mendapat satu kebaikan. Apalagi kalau banyak huruf yang
kita baca." lanjut Aisyah.
"Iya, gitu?” Lara malah acuh mendengar ucapan Aisyah. Lalu ia melanjutkan
keasyikannya main PSP.
Seperti anak-anak lainnya, Lara juga
mengaji di TPA setiap sore. Namun, sudah satu minggu ini ia malas untuk datang
karena asyik memainkan PSP yang diberikan ayahnya.
"Nak, kamu sudah seminggu loh absen ke TPA. Ibu harus bilang apa
nanti sama ustadzah kalau ketemu?" ujar ibu Lara kesal. Sementara Lara asyik-asyikan
main di sofa ruang tamu.
“Iya Bu, sebentar...” jawab Lara
kurang memperhatikan ibunya.
"Kalau kamu masih bolos hari
ini, PSPnya ibu sita!" ancam ibunya serius.
"Jangan, jangan Bu! Iya... iya
Lara siap-siap ke TPA sekarang. Jangan disita PSPnya, Bu!" Lara pun
berlari ke kamarnya, tak lupa membawa serta PSP yang sedari tadi tidak lepas
dari tangannya.
Akhirnya, setelah satu minggu bolos
mengaji, sore itu juga Lara pergi ke TPA.
Malam harinya, Lara yang tertidur
pulas pun bermimpi. Dalam mimpinya, Lara berada di tempat yang sangat sempit
dan gelap. Tapi tiba-tiba datang cahaya mendekatinya. Lalu Lara bertanya,
"Siapa Engkau?" Kemudian
cahaya itu menjawab,
"Aku adalah bacaan Al-quran yang
kau bacakan."
"Benarkah?" tanya Lara berusaha
meyakinkan.
"Ya."
"Apakah kau akan pergi
meninggalkanku?"
"Aku akan terus menemanimu
selama engkau rajin membaca Alquran. Jika tidak, maka aku akan pergi
meninggalkanmu." jawab cahaya tersebut.
"Jika engkau pergi, siapa yang
akan menemaniku?"
"Kamu akan ditemani oleh
cacing-cacing dan serangga-serangga yang ada disini."
"Aku tidak mau. Aku janji tidak
akan malas ngaji lagi. Biar terus kau temani." Kemudian, tiba-tiba saja
cahaya yang bersuara tadi menghilang secara perlahan. Tentu saja Lara menjadi
gusar sekali.
“Hei, jangan tinggalkan aku! Aku takut
sendirian disini. Jangan pergiiii!” teriak Lara yang membuatnya terbangun dari
tidurnya.
Lara yang sangat terkejut segera
bangkit dari kasurnya. Ia teringat akan mimpi tadi. Ia takut jika harus berteman
dengan cacing-cacing dan serangga yang menjijikkan. Secepat kilat Lara berlari
ke kamar ibunya dengan PSP di tangan.
“Ada apa, Lara?” tanya ibunya
kebingungan.
“Aku mimpi buruk, Bu. Ada sebuah
cahaya yang datang kepadaku. Katanya, kalau aku membaca Alquran ia akan
menemaniku, tetapi jika tidak maka cacing dan seranggalah yang akan menjadi
temanku. Aku takut, Bu!” Lara menjelaskan pada ibunya hampir menangis.
Mendengar hal itu ibu Lara memeluknya
sambil berkata,
“Itu artinya, kamu harus rajin
mengaji, sayang.” ucap sang ibu sambil tersenyum dan mengusap kepala
menenangkan Lara.
“Iya, Bu. Lara janji akan rajin ke
TPA dan enggak akan bolos lagi!” berkata sembari melihat ibunya.
“Apa buktinya kamu akan rajin
mengaji?”
“Mulai sekarang, PSP Lara Ibu yang pegang.
Supaya Lara tidak lalai dan bolos TPA lagi!” jawab Lara sambil menyerahkan PSP
kepada ibunya.
“Alhamdulillah, anak Ibu memang
shalehah,” sambil mencium kening Lara, “sekarang kita shalat subuh berjamaah,
yuk! Sudah azan.” ajak ibunya.
“Baik, Bu. Aku ambil wudhu dulu ya!
Setelah itu kita mengaji ya, Bu. Aku mau pahala yang banyak dan selalu ditemani
oleh cahaya Alquran.” seru Lara mantap. Ibunya mengangguk tanda mengiyakan.
Mulai saat itu, Lara selalu
menunaikan janjinya. Ia tidak pernah lagi bolos ke TPA.
SEKIAN
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus