Kali ini saya menghindari sinopsis karena sekalian belajar bikin resensi untuk 4 judul buku (cuma punya 1 buku dari 4) yang diselenggarakan oleh KBM.
Saya rasa Bang Tere sangat rajin melakukan perjalanan. Terbukti dari pengakuannya, tulisan novel beliau ini juga berdasarkan kisah nyata sebuah keluarga di lembah Lahambay. Penulis yang bernama asli Darwis ini langsung mewawancara Mamak Lainuri tentang kisah yang dialaminya. Pasti kalian berpikir ini kisah yang sempurna. Maaf, kalau begitu sangkaan kalian salah besar.
Dari cerita awal saja sudah membuat saya bertanya-tanya maksudnya ini apa. Jadi Mamak Lainuri ini memiliki 5 orang anak. Secara berurutan anak beliau adalah Laisa, Dalimunte, Wibisana, Ikanuri dan Yashinta. Bang Tere juga mendeskripsikan dengan sangat detail perawakan mereka sekaligus rumah dan sekitar setting yang dikisahkan. Jadi benar-benar terasa seperti menonton live ketika membaca bukunya.
Inti kisah dalam novel ini adalah pengorbanan seorang kakak akan masa depannya demi agar adik-adiknya sukses. Kakak disini jelas seorang Laisa. Ketika saya membacanya, sungguh terasa energi besar yang Laisa rasakan dalam hidupnya untuk meraih harapan besar akan masa depannya. Tapi himpitan ekonomi serta kasih sayangnya akan ibunya serta adik-adiknya, Laisa rela putus sekolah menginjak usianya 11 tahun. Ia memutuskan membantu ibu mengumpulkan uang dengan berladang, dan menyambi kerjaan yang lain.
Uniknya, karakter dari tokoh-tokoh disini sangat beragam. Sehingga saat membaca terasa sekali menariknya. Tidak membosankan sama sekali. Padahal ada 30 bab lebih dari seluruh isi buku itu. Hebatnya lagi Bang Tere berhasil menceritakan kisah ini dengan sangat apik dan menjawab semua pertanyaan yang menumpuk kepala kita di awal-awal bacaannya. Tidak ada yang luput. Benar-benar indah dan sangat nyata. Ingin rasanya kalau detik ini di hadapan saya ada Bang Tere bertanya, " Koq bisa sih?"
Saya berani jamin siapa saja yang baca buku ini tidak akan ada yang tidak menangis. Dari mulai fisik seorang Laisa yang jadi bahan cemoohan, pengorbanan besarnya, ketegaran dan keberaniannya, dan satu hal yang sangat berharga yaitu kesetiaannya. Dia tidak pernah ingkar janji dan tidak pernah datang terlambat untuk keluarganya. Bahkan dia tidak memikirkan dirinya sendiri.
Membaca cerita ini benar-benar memberikan pesan yang membekas di hati. Berbeda sekali dari buku-buku lain yang pernah saya baca. Bukan mengagung-agungkan penulisnya, tapi jujur dari hati saya mengungkapkannya. Bang Darwis Tere Liye ini betul-betul paham apa yang ingin beliau sampaikan kepada pembaca. Tidak sekedar meraup keuntungan, tapi juga mengajarkan nilai lewat tulisan. Seolah-olah dia tidak ingin pembaca merasa rugi telah mengeluarkan kocek demi membaca bukunya.
Terakhir, saya sangat sarankan kalian untuk membeli dan membaca buku ini. Lalu bagikan atau hadiahkan kepada siapa saja yang memiliki saudara kandung. Sungguh nilai-nilai seperti di dalamnya sudah sirna untuk jaman sekarang ini. Mari kita bangkitkan lagi nilai luhur dan mulia tersebut dalam kehidupan kita.
Peace ;)
novel seri anak-anak mamak by tere liye bagus juga untuk dibaca rosita,,
BalasHapussemua novel yang ditulis sama bang tere *sok kenal :D* memang mengharukan
sebelum baca sebaiknya sediakan tisu terlebih dahulu :D
Semua buku bang Tere (sok kenal juga) udah bikin air mata Rosita tumpah berliter2, Rahmi (lebay)
HapusIya udah pesan ma suami buku seri anak2 mamak. Kebetulan lg dinas, ni menanti buku2nya (bukan orangnya) haha