Jumat, 17 Januari 2014

DIARY AYAHANDA

Naira…
Ini semua karena kamu. Tepat pada tanggal 16 Juli 2013, bulan puasa, semalaman ayah chatting sama mama kamu. Tak terasa sudah larut malam, ayah stop chattingnya agar mama bisa tidur. Sementara ayah tetap terjaga sampai sahur, baru bisa tidur setelah shalat subuh, sahur hanya dengan semangkuk sereal :D

Pagi itu ayah sedang bertugas di lapangan. Pukul 10.30 ketika perforasi di sumur minyak sedang persiapan, ayah ditelpon oleh oma dari Aceh yang mengabarkan bahwa mama Nai sudah tiba di rumah sakit umum, ruang operasi. Kaget ayah bukan kepalang karena perkiraan kamu lahir ke dunia seminggu lagi. Apalagi, ayah sudah beli tiket untuk cuti. Lima menit kemudian, oma bilang Nai sudah lahir… dengan selamat… berat 2.7kg, panjang katanya 47 cm. 

Alhamdulillah, senangnya hati ayah karena selama ini selalu menunggu kehadiran kamu. Pada hari itu, ayah jadi orang paling sumringah di sumur pengeboran minyak.

Pertama gendong Nai tanggal 17 Juli 2013, menjelang maghrib sebelum buka puasa. Perjalanan Sangatta-Balikpapan-Jakarta-Medan-Aceh itu sangat jauh sayang, tapi sedikitpun ayah tidak merasa kelelahan. Demi untuk melihat kamu, Nai.

Kata orang hidup itu pasti berputar. Ayah juga anak pertama, sama seperti Nai. Opa Bandung pasti senang sekali ketika ayah baru lahir. Ayah bisa merasakan seperti apa senangnya opa dulu. Kelahiran anak pertama itu rasanya pasti luar biasa, pokoknya tak bisa digambarkan bagaimana senangnya. Bedanya ayah ini laki-laki, sedangkan Nai perempuan.

Selama menjaga Nai sambil menunggu kondisi mama pulih, ayah belajar menggantikan popok sama suster. Kamu tahu bagaimana perasaan ayah saat itu, nak? Ayah merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Ingin rasanya Ayah berlama-lama di rumah oma Aceh agar terus bisa merawatmu, mengamati perkembanganmu, dan melihat puteri ayah setiap saat tanpa melewatkan sehari pun. Namun ayah punya amanah yang menjadi tanggung jawab besar agar bisa menafkahkan mama dan juga Naira. 

Ayah sangat rindu kehadiranmu disini, nak. Menanti enam kali bulan purnama serasa menahun untuk kita bisa berkumpul. Cepatlah waktu berputar karena kurindu buah hatiku disini saat ini. 

Sangatta, juli 2013

(maaf ya Ayah Nai, gak sengaja pas mw nulis di word pake laptop Ayah ternyata ada file yg belum beres ditulis. Gak taunya isinya diary Ayah :D)
    

4 komentar:

  1. so sweet banget si emang yah.. happily ever after ya kak ^_^

    BalasHapus
  2. Hihihi iya Tia... Ini kak Ros gak sengaja loh nemu tulisannya. Hahaha

    Ayo Tia nyusul...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyah pengen.. tapi kemaren aja baru putus nih. hiks hiks.. doain nemu yg terbaik secepatnya yaa

      Hapus
    2. Loh koq putus Tia??? Mungkin memang bukan yang terbaik buat Tia. Go go go semangat!!!
      In syaa Allaah dapat yang bisa jadi pembimbing dan imam yang baik buat Tia :) makanya mau ke Singapore ya???? Hehehe

      Hapus