Alhamdulillah udah 2 minggu ini saya ikut program ODOJ, One Day One Juz via Whatsapp. Kebetulan sekali pas daftar udah lengkap 30 orang. Besok malamnya saya langsung dihubungi oleh penanggung jawab dari grup saya. Jadi program ini ibarat kita tadarus bareng, tapi jarak jauh. Di awal kita milih mau ngaji juz berapa trus lapor sebelum pukul 8 pm udah beres apa belum. Hari berikutnya, dst kita melanjutkan juz yang sudah kita baca.
Trus program ODOJ ini juga kita boleh minta perpanjangan waktu kalau kita merasa gak kan terkejar sebelum pukul 8 pm. Mungkin sedang ada tugas, bepergian, dan uzur lainnya. Seandainya kita merasa tidak mampu menyelesaikannya, kita boleh minta juz bagian kita dilelang ke anggota untuk diselesaikan. Biasanya pada rebutan mau mengambil karena mengingat 1 huruf dari Al-Quran jika dibaca mendapat pahala 10 kebaikan.
Nah, berhubung hari ini hari Minggu, suami juga libur, hampir semua waktu saya habiskan untuk keluarga kecil saya. Apalagi agenda kami lumayan padat di rumah (sok sibuk intinya!). Tapi Alhamdulillaah sebelum pukul 8 pm saya pastikan juz bagian saya selesai. Waktu buat keluarga juga maksimal.
Saya juga mendengar ada kontradiksi yang terjadi berkaitan dengan ODOJ ini. Ada yang bilang ria sehingga terkesan pamer. Sistem laporan yang mengarah program ini terkesan seperti itu. Belum lagi sistem lelangnya jika ada anggota yang tidak mampu menyelesaikan tilawahnya. Menurut saya, sah-sah saja. Pro dan kontra pasti ada untuk setiap hal.
Terlepas dari itu, jujur, saya ikut program ODOJ ini bukan ikut-ikutan. Lebih karena saya merasa malu sama Allah. Kenapa? Sebelum punya anak, tilawah saya rutin sekali setiap habis shalat fardhu. Masa sekarang sudah punya anak saya jadi lalai kepada Yang Menganugerahkan anak. Ter la lu menurut saya. Jadi program ODOJ ini sebenarnya untuk motivasi saya agar meningkatkan ibadah saya pada Allah. Soalnya ngajinya jadi sering bolong selama belum ikut program. Ini juga saya lakukan untuk memberi contoh pada bayi saya agar sejak dini ia terbiasa dengan mendengarkan ayat Al-Quran. Namun, saya mengakui hanyalah seorang yang sangat awam tentang ibadah. Saya mengambil positifnya saja dari itu semua.
Kesimpulan saya adalah dahulukan kepentingan kita terhadap Allah, setelah itu baru memikirkan urusan dunia. Kalau waktu untuk dunia kita sempatkan, mengapa untuk Allah kita sempitkan :)
Wallaahu a'lamu bisshawaab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar