Senin, 15 Agustus 2011

Puisi Pak Habibie

Beberapa hari ini saya dilarutkan oleh bacaan yang menurut saya sangat menarik. Buku ini berjudul Habibie & Ainun. Buku ini dibeli oleh suami saya sebelum kami menikah. Sepertinya suami saya membaca buku ini sebagai referensi hidup setelah pernikahan ini idealnya gimana (=D)...hehehe (asumsi pribadi). Buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup Pak Habibie saat bertemu dengan Ibu Ainun hingga Ibu Ainun meninggal dunia, juga beberapa prestasi Pak Habibie dalam bidang kedirgantaraan beliau ulas dengan lugas dan menarik.

Jadi teringat setahun yang lalu teman saya mengirimkan email yang berisikan puisi Pak Habibie saat Bu Ainun telah meninggal dunia. Terus terang, saat membacanya saya sempat meneteskan air mata. Sedih membayangkan perasaan Pak Habibie saat ditinggalkan oleh almarhumah. Semoga arwah beliau diterima di sisi Allah swt. Amin. Berikut adalah puisi beliau:



>> Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
>> Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
>> Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
>> Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
>> Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
>> Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
>> Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
>> Selamat jalan,
>> Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
>> selamat jalan sayang,
>> cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
>> selamat jalan,
>> calon bidadari surgaku ....
BJ. Habibie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar