Kamis, 20 Maret 2014

Dunia: neraka bagi si Kafir, surga bagi yang Mukmin

Wah apa ni maksudnya judul tulisan koq kayak gitu?

Tidak bermaksud menyudutkan orang kafir maupun orang mukmin. Bahkan saya sendiri tidak tahu apakah Allah menilai diri saya sebagai seorang kufur atau beriman. 

Sebagaimana lagu Nike Ardila yang bersyair "dunia ini panggung sandiwara", bukan sekadar isapan jempol belaka. Ternyata sudah tertuang sejak 1.400 tahun yang lalu dalam Alquran. Dunia ini penuh dengan permainan dan senda gurau kata-Nya.

Hari ini kita ketawa ngakak sampai sakit perut, eh tidak lama kemudian kita menangis sesenggukan. Baru sebentar merasakan secercah harapan enggak tahunya harus menelan pahit kekecewaan setelahnya. Detik ini kita masih merasa aman dari keadaan, ternyata saat berhijrah ke suatu tempat situasi mencekam di depan mata tidak terhindarkan. Berlaku sebaliknya, seperti senda gurau.

Belum lagi si pecinta dunia, mudahnya ia terlena dengan gemerlapnya yang fana. Kesenangan sesaat di atas meja judi, kenikmatan bujuk rayu setan dari kehidupan malam yang kelam, pelampiasan kekecewaan dengan narkotika. Segala bentuk kepalsuan yang menggiurkan si pengikut hawa nafsu untuk diikuti. Bahkan ia juga takut mati dan kehabisan harta benda. Termasuk menghalalkan segala cara demi mendapatkan apa yang disebut sebagai 'keuntungan' olehnya. 

Namun bagi mereka yang lain, dunia itu sangat menyengsarakan. Bukan karena harta, tahta, wanita dan anak-anak. Melainkan kehidupan setelahnya. Yang hatinya rindu untuk dapat menatap-Nya. Yang hatinya sabar ketika cobaan ditimpakan. Yang akalnya menerima dan dapat melihat hidayah-Nya. Yang mencintai-Nya dalam segala bentuk kepatuhan. Akan tetapi hanya ia dan Allah saja yang mengetahuinya. 

Ternyata, dibalik kehidupan kita saat ini ada tangan-Nya yang berkehendak. Skenario hidup yang kita jalani telah tertulis di Lauh Mahfudz. Bahkan yang menggegerkan adalah Ia sudah menentukan siapa yang akan ke surga-Nya dan siapa ke neraka-Nya. Yang telah Rasulullah saksikan saat Beliau mikraj ke Sidratul Muntaha. Termasuk kemanakah kita nanti?

Dunia. Yakinkah saat ini kita benar-benar hidup? Atau sebenarnya kita sedang tidur? Dan akan benar-benar terjaga ketika sudah berada di dalam ruang tersempit yang bernama tanah? Berbalut kain kafan yang jauh dari modis. Mungkin, hidup kita saat ini adalah mimpi? Dan kita baru sadar sebenarnya hidup hanyalah beberapa jam saja? 

Saya rasa muhasabah saya hari ini cukup sekian. Besok dan seterusnya ini jadi pegangan untuk setiap keputusan-keputusan selama bernafas di dunia. Selalu bertanya dalam diri, apakah dunia menjadi surga atau neraka bagi saya yang kerdil ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar