Jumat, 07 Maret 2014

Tingkah Kocak Bayiku

Alhamdulillaah...

Enggak terasa Naira sebentar lagi genap 8 bulan. Perkembangan demi perkembangan semakin terlihat dan sangat mengagumkan.

Pertama kali yang secara kasat mata terlihat ketika baru beberapa jam sejak lahir, perawat menyandingkan kami agar sekamar. Setelah dihangatkan di inkubator, Nai yang telah siap untuk merasakan udara luar harus melalui tahap IMD alias Inisiasi Menyusui Dini. Subhanallah, saya enggak habis pikir dengan sosok merah yang belum pun genap satu hari itu langsung paham dan segera menyusui tanpa dituntun. Nalurinya yang menuntunnya karena ia haus/lapar. Entahlah.

Hal mengejutkan lainnya adalah hari keduanya, saat menangis mama alias Omanya mencoba menenangkan sambil mengajak ngobrol. Diluar dugaan, Nai langsung diam dan mendengarkan dengan seksama. Lucu sekali kalau melihat videonya. Setelah selesai dimandikan, Nai yang sudah segar pun terlihat tenang dibanding sebelumnya. Bahkan membuat ia tertidur.

Perubahan selanjutnya ketika Nai 40 hari, ocehannya mulai panjang dan sering. Bahkan saat genap dua bulan, Omanya dibuat terpukau saat mengajak ngobrol Nai. Ia membalas ocehan Omanya begitu lama dan panjang seolah-olah mereka sedang berbicara dengan asyiknya. Belum lagi bobot Nai yang 2x lipat dari berat lahirnya tepat di usia 2 bulan. Nai chubby dan menggemaskan. 

Menjejak 3 bulan Nai sudah bisa diajak interaksi. Emosinya mulai bermain. Ia juga mulai mau digendong siapa saja, sudah mengerti untuk meringankan beban mamanya (ngeles). Juga tidak mau mamanya begadang terlalu lama. Nai tidur awal dan bangun subuh. Alhamdulillah. Ia juga paham melihat acara TV melalui pantulan kaca. Marah-marah jika digangguin, dan mau tersenyum pada siapa saja. 

Di usianya melewati 4 bulan, Nai sudah bisa tengkurap. Kadang malah tengah malam ketika haus tiba-tiba sudah tengkurap sambil nangis. Saya dan suami suka mengajaknya bermain di playmat agar ia leluasa tengkurap dan bereksplorasi dengan warna-warni playmat. 

Di usia 5 bulan ke atas Nai sudah bisa bolak-balik. Menambah kekhawatiran kami jika dibiarkan sendiri di atas kasur. Pernah suatu kali saya di ruang tengah. Nai menangis karena haus/lapar. Ketika masuk kamar, ia sudah di pinggir kasur. Allahu Akbar. Segera saya tangkap kepalanya agar tidak terkena keramik. Dia siap berguling saat itu. Ya, memang jatuh tapi setidaknya saya masih bisa menyelamatkan kepalanya dari terbentur keramik secara langsung. 

Tepat di usia 7 bulan Nai sudah bisa merayap. Tidak membuang kesempatan, ia langsung menjelajahi rumah kesana kemari. Sejak insiden hampir jatuh pun kami yang awalnya memberi batas dengan bantal di pinggir kasur, mulai was-was karena Nai sudah bisa memanjat. Semakin bisa ngesot, pengawasan yang kami berikan semakin besar. Belum lagi hewan kaki seribu yang sering muncul, takut-takut oleh Nai malah dimakan. 

Sekarang apalagi. Nai semakin aktif dan pergerakan merayapnya sangat cepat. Pernah kabel lampu emergency yang tergantung menjuntai ke lantai hendak ditarik olehnya. Alhamdulillah masih bisa diselamatkan. Kalau taplak meja sih lewat, entah berapa kali ditariknya. Untungnya benda-benda di meja tidak membahayakan. Selain itu kami sudah memperkenalkan baby walker pada Nai agar ia tidak bosan di lantai terus. Tapi dominannya saat saya memberi ia makan saja, toh Nai belum paham menggerakkan baby walker. Seringnya kalau dia sudah bosan, baru secara terpaksa dan dibawah alam sadarnya kakinya mendorong. 

Pagi ini ketika saya hendak menyuapinya makan seperti biasa ia saya letakkan di baby walker. Ketika sudah beberapa suap, terkejutnya saya melihat Nai sudah mengerti mendorong baby walker. Ia secara sadar menggerakkan kakinya dan memperhatikan sekitarnya, termasuk saya ketika mendorong. Ia bahkan tahu target tujuannya hendak kemana. 

Ahh, anakku memang ajaib. Setiap ibu pasti merasa ajaib ketika melihat perubahan-perubahan pada bayi mereka. Seperti itulah proses belajar mereka. Benar-benar ibarat kertas putih yang sama sekali belum terisi apapun. Natural sekali cara mereka mengenali hal-hal baru. Mereka juga butuh pengulangan agar benar-benar mengenalinya. 

Satu hal yang tidak habis pikir buat saya. Nai pintar bercanda. Seringkali ia membuat suara-suara dengan intonasi teratur yang disengaja, lalu menghipnotis saya untuk mengikuti cara ia bersuara. Tanpa lupa ia menyungging senyum. Belum lagi kedekatannya dengan sang Ayah dengan cara yang berbeda. Memang namanya anak-anak suka sekali dengan perhatian. Merajuk jika tak ada yang temani ia. Dan jika di tempat tidur, si kecil nan imut senang sekali menempel ke badan. Sesekali menindih perut saya dengan kepalanya. Manja. Malah sekarang-sekarang ia suka memanjat ke perut saya menyentuh kalung atau sekedar bercanda. Serta sengaja menyeberangi perut agar bisa ke sebelah saya (sisi berseberangan). 

Nai bikin gemes aja. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar