Rabu, 05 Februari 2014

Menulis Itu Adalah...

Sudah beberapa hari ini mata saya sembab, kebanyakan nangis. Mata sedikit 'terbuka', hati semakin peka, seluruh indera terpacu. Bukan karena lagi musuhan, bukan juga karena sedang menghadapi masalah, atau malah nangis liat berita di teve. Lebay sekali. Hal diatas saya rasakan gara-gara membaca novel. Bukan Gara-Gara Indonesia. Itu sih buku yang ditulis oleh Mas #AgungPribadi. 


Novel karangan siapa tidak penting. Yang jelas, novel ini sedikit banyak memberikan pandangan kepada saya tentang cara menulis. Sungguh membuat saya berdecak kagum. Sehingga membuat saya berkesimpulan bahwa...


Menulis itu sederhana. Sederhana dalam artian luas. Dari novel itu saya bisa katakan bahwa gaya penuturannya sangat sederhana. Mudah dicerna oleh saya yang selama ini buta dengan istilah-istilah sastra. Ide ceritanya juga "simple", berkisar pada kehidupan sehari-hari. Sehingga mudah sekali mengikuti alur ceritanya walaupun dikemas secara acak. Atau dikenal sebagai alur campuran. Intinya juga sederhana, mudah dimengerti. 


Yang membuat menarik adalah ketika membacanya serasa menonton film di layar lebar. Seolah nyata. Perasaan yang bercampur-baur, seperti diaduk-aduk. Kesal, marah, bahagia, sedih, terkejut, tertawa. Begitu hidup. Saat bagian yang sedih, tiba-tiba saja mata perih, lalu keluar air hingga pipi basah. Ketika ada selipan humor, tertawa jadi hal yang tak bisa ditahan. Sampai keluar suara. Tiba di bab yang berisi pesan, otomatis kepala manggut-manggut tanda setuju. Belum lagi ceritanya sengaja dipotong-potong, bikin gemes ingin tau kelanjutannya seperti apa. Sampai akhirnya mulut ber, "Oooo, begitu rupanya!" 


Menulis itu juga harus jelas pesannya apa. Pembaca tidak mau dikecewakan karena merasa sudah menyia-nyiakan waktu, yang sebenarnya bisa melakukan hal lain yang lebih penting. Singkatnya, harus ada yang membekas di hati. Selain pesan, ceritanya juga harus jelas. Kenal sama tokoh di dalamnya, konsisten dalam setiap penggalan cerita (misal; umur, karakter, dll) dan yang terpenting adalah sebuah cerita harus logis. 


Satu lagi menurut saya, tulisan itu harus punya kejutan-kejutan. Membuat pembaca terperangah. Berdecak kagum. Angguk-angguk setuju. Merinding ketakutan atau terharu. Sehingga membuat tidak sabar sampai-sampai gerakan mata saat membacanya jadi begitu cepat. Saking penasarannya. 


Tapi ada satu hal yang sulit. Yaitu, memulai menulis. Kalau membaca karya orang lain rasanya koq gampang banget gitu. Rumusnya padahal udah keliatan, tapi begitu jari ingin digerakkan tiba-tiba 'mati ide'. Gak tau mau nulis apa. Padahal yang kita alami selama hidup banyak sekali. Kalau dibukukan bisa jadi warisan berharga buat anak-cucu. 


Jadi pesan buat teman-teman, saat menulis jangan lupa unsur-unsur di atas  ya... Soalnya kalau saya yang disuruh menulis, maka jawaban saya adalah, "BELUM BISA". -_-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar